Agaknya lumayan ironi ya, ternyata postingan terakhir di blog aku tuh Desember 2020. Udah lama banget ga upload, terakhir upload galau pula :') Setahun lebih kemana neng hehe Kalau bisa diilustrasikan kayak ruangan nih, kira kira blog ini kondisinya udah penuh debu, sawang bergelantungan sama jaring laba-laba dimana-mana *lebay deng. Saking lamanya ga nulis, kok berasa agak kikuk ya sama pattern tulisan sendiri. Bingung gitu mulai ceritanya darimana. Tapi oke deh kita coba mulai lagi aja ya
Dalam judul menghabiskan minggu sore menanti waktu berbuka (kebetulan lagi bulan Ramadhan), sebagai orang yang paling ga bisa diem di rumah, tiba tiba randomly kepikiran buat jalan-jalan ke Sam Poo Kong Semarang. Sebenernya, udah lumayan lama sih penasaran sama Klenteng tertua dan terbesar di Semarang ini. Dari awal tinggal di Semarang tahun 2019, aku udah masukin Sam Poo Kong sebagai salah satu destinasi yang pengen banget didatengin, tapi entahlah kenapa baru bisa terlaksana. Mungkin karena lokasinya yang cukup jauh dari rumah (aku di Semarang atas dan Sam Poo Kong nun jauh di Semarang bawah) ditambah kehidupan percuanan duniawi yang lumayan heboh selama beberapa tahun belakangan, jadi baru berksempatannya sekarang. It was my very first time buat berkunjung ke klenteng so I have no clues at all selain liat liat aja. Ada apa aja di dalamnya, mau ngapain, apa apa yang boleh dan gaboleh dilakuin jujurly gak ada pandangan sama sekali.
Untuk masuk ke klenteng Sam Poo Kong dibagi jadi 2 kali pembayaran tiket sesuai dengan area yang mau didatengin. Kalau kita mau sekedar jalan jalan di area luar yang sifatnya lebih umum, kita cukup bayar tiket Rp 15,000 (weekend). Tapi kalau berminat lebih tau detail ke area persembahyangan, harus beli tiket tambahan senilai Rp 20,000 (ada loket terpisah di dalamnya). Sedihnya karena sudah terlalu sore, jadi ga kebagian tour guide buat nemenin keliling klenteng biar bisa lebih informatif.
Memasuki area depan klenteng, terdapat 3 miniatur baju prajurit kekaisaran China yang bisa banget buat spot foto-foto dengan latar belakang bangunan Klenteng. Selain itu, ada juga panggung yang sepertinya diperuntukkan buat acara di hari-hari besar seperti perayaan Imlek dan semacamnya. Masih dari plataran depan Klenteng, ada juga Patung Zheng He (atau yang terkenal juga sebagai Cheng Ho) dan cerita singkat perjalanan sang Laksamana. Ga cuma sebagai tempat sembahyang untuk masyarakat Thionghoa, Sam Poo Kong juga dibangun untuk mengenang napak tilas sang Laksamana dalam menjalankan misi perdamaian dan menyebarkan ajaran kebaikan di nusantara.