YES, Finally We made it !!! Setelah sekian purnama akhirnya terealisasi juga making trip to Jogja. Jalan-jalan kali ini masih seperti biasa, via darat (mobil). Cuma, yang bikin agak berbeda adalah untuk pertama kalinya kami nge-trip dengan jarak lebih dari 628km (Surabaya - Jogja) dan cuma bertiga. Capek sih, tapi memorable banget. Perjalanan kita waktu itu dari surabaya ke jogja kurang lebih 4 jam (via tol Madiun - Solo), berangkat sekitar pukul 21.30 dan masuk jogja bagian klaten sekitar pukul 02.45. Kecepatan konstan, kisaran 80-140 km/jam. Kenapa lama, karena banyak berhenti-berhentinya. Berhubung aku single fighter tanpa pemain cadangan, ya kita alon alon saja asal kelakon. Kami di Jogja kurang lebih 3 hari. Terhitung dari Jumat shubuh sampai Minggu malam. Nah, kebetulan si mbak planner (colek cah asli jogja, Nina) sudah merencanakan destinasi yang didatengin lumayan banyak termasuk kulinernya, so postingan tentang Jogja bakal dibagi jadi 2 part ya.
Day 1:
Oficially sampe di Jogja Kota, Tugu pas banget
sama adzan shubuh, karena kita baru bisa check in penginapan
jam 11an alhasil kita berlagak akamsi dulu, nongkrong di Pasar Kranggan sambil
mantengin para pedagang yang lagi siap-siap plus nungguin warung makanan
buka disitu karena asli laper banget. Ibu ketua panitia lagi keroncongan nih hehe
Selama di Jogja kita nginep di Pondok Jati
Rasa yang kita pesan lewat airbnb atau kita lebih suka nyebutnya 'Rumah Eyang Bernie'. Tempatnya beneran se-homey itu. Lokasinya di sekitaran kampus UGM dan tarifnya 215.000/malam. Penginapan ini nyaman banget dan menurutku pribadi more than worth it buat harga
segitu. Apalagi bisa ditanggung bertiga, jadi jatuhnya lumayan lah. Dapet
sarapan (bisa milih roti atau nasi goreng), kamar ber AC, 2 bed atas bawah,
kamar mandi dalem + water heater, dan ada balkonnya. Kebetulan seluruh kamar
yang disewakan ada di lantai 2 karena lantai 1 dikhususkan untuk host atau
si empunya rumah. Pondok Jati Rasa ini punya jam malam sekitar jam 10, tapi tenang
aja kalau mau main lebih dari jam tersebut. Bisa menginfokan yang punya rumah
terlebih dahulu dan gak masalah sama sekali. Penampakan rumahnya kurang lebih
kayak gini
Mengingat jadwal lumayan padat untuk rangkaian trip yang sudah disodorkan oleh ibu ketua panitia *Nina, jangan harap setelah ini kita diizinkan leha leha dikasur haha, tentu tidak. Sedikit di-push halus untuk serba sigap. Selesai masuk-masukin barang bawaan ke dalam kamar, kayak otomatis ter-setting buat langsung bersih-bersih + dandan cantik, lalu lanjut tancap gas ke Candi Ratu Boko. Posisinya di jalan arah ke Prambanan. Wajib diingat-ingat, tiket masuknya 40.000 sebelum jam 3 sore. Kalau sudah lebih dari jam tersebut harganya bakal berubah jadi tiket
sunset 100.000. Waktu datang sih agak berasa aneh, karena aku pikir ini semacam kawasan percandian Borobudur atau Prambanan gitu, tapi ternyata justru lebih kayak halaman awal komplek percandiannya. Meskipun memang sebenarnya yang ditonjolkan di tempat ini tuh pesona sunsetnya yang katanya aduhai, tapi sayang pas sampai sana cuaca sama sekali tidak mendukung hadirnya sunset. Another tips, kalau mau kesini mending di hari biasa, sepertinya bakal lebih
menyenangkan buat foto-foto. Berhubung kami dateng pas weekend, alhasil
spot fotonya berebut sama pengunjung lain.
Day 2:
Kekesalan di hari pertama mari kita balaskan di hari selanjutnya. Day-2, keajaiban muncul untuk kami
sekte pantang bangun sebelum siang hehe. Demi mengejar momen photoshoot terbaik di Taman Bunga
Resoinangun daerah Bantul yang jaraknya kurang lebih 45-60 menit
dari penginapan, mau gak mau kita harus berangkat sesiang-siangnya jam 6 pagi.
Menghindari panas dan juga rame nya tempat. Sebenernya, di sana ada beberapa
jenis bunga, namun lagi lagi sedihnya sepanjang jalan, pagi kami yang cerah mendadak berubah sendu ditemani gemericik
hujan yang berujung dengan banyaknya tanaman yang layu. Jadi spot menarik
cuma tinggal bagian bunga matahari saja. Padahal sebenernya, tatanan taman ini paling rapi dan
bagus dibandingkan sekitarnya.
Kesekian kalinya ekspektasi dipermainkan realita, jangan berharap tempatnya bakalan gede banget dan gimana gimana ya,
karena ya lahannya memang cukup terbatas. Untuk tiket masuknya cukup 15.000 aja,
itu sudah include sama biaya masuk kawasan wisatan Bantul dan
taman bunganya. Kalau mau foto ala ala juga disediakan topi, tapi dibalikin ya
jangan digondol pulang. Konon katanya, tempat ini cuma
dibuka saat libur akhir tahun aja, jadi pastikan waktu dan moment nya pas.
Masih di hari
yang sama, kita tetapkan hati untuk move on dari kesal yang sebelum-sebelumnya. Berlanjut ke Museum Affandi. Sebagai
fanatik museum, jelas gak bisa melewatkan yang ini. FYI! Beliau adalah salah
satu maestro seni Indonesia di bidang melukis, atau kalau pengen tau lebih
detailnya bisa googling aja ya. Museum ini dibangun di rumah beliau
dulu, bahkan makam beliau, kamar, dan tempat beliau beristirahat juga ada di area museum. Banyak hal yang bisa didapat dari tour museum
ini. Tidak hanya tentang perjalanan lukisan beliau yang inspiratif, tapi juga
cerita dari setiap lukisan yang beliau buat. Bagi Bp Affandi, melukis adalah
kebutuhan untuk batinnya. Sama seperti makanan sebagai kebutuhan primer
kehidupan, melukispun memiliki kedudukan yang sama. Bahkan bisa melebihi itu.
Untuk masuk ke museum ini dikenakan tiket 25.000 (free minum atau ice
cream) dan additional fee 30.000 kalau bawa kamera
DSLR atau mirrorless dan semacamnya
Next.. tiba juga di tujuan ter- gak sabar buat kita datengin. RAMINTEN CABARET SHOW. Ini sih pecah parah. 5
tahun belakangan, show ini jadi happening banget. Karena
mungkin pertunjukannya yang sangat entertaining, jadi buat
dapet tiketnya aja harus berebut dan agak perjuangan. Tiket reguler
hanya ada dibuka pukul 17.30 di hari Jumat dan Sabtu, sedangkan show nya
akan dimulai sekitar pukul 19.00. Susah sih buat dideskripsikan gimana
serunya, kalau penasaran mending langsung cus nonton deh. Show nya sekitar 1
jam lebih dikit, dan performer nya dari artis artis
'internasionale' . Sampai saat ini sih, aku belum ada nyesel-nyeselnya udah
nonton ini dan bisa sing along sepanjang show (meskipun gak
semua lagu dihapal). Harga tiketnya 50.000 (reguler) tapi
duduknya harus agak berebut atau kalau telat ya terpaksa relakan diri buat berdiri dan
gak bisa milih spot. Kalau mau yang agak enakan sekaligus dapet makan snack dan
handai taulannya bisa beli tiket VIP seharga 115.000. Tempat
duduknya juga pasti beda, kelas yang ini dapat spot di depan (deket panggung)
dan bisa reservasi jauh jauh hari tanpa antri sekaligus interaksi lebih dekat
sama para performer. Saran dari aku sih, kalau memang ada niat buat
makan disana, mending sekalian ambil yang VIP. Karena dengan harga segitu worth
it juga kok. Tapi kalau sekedar pengen liat show nya aja ya mending
yang reguler. Here are go beberapa cuplikan keseruan raminten
cabaret show
Selepas show, kita dikasih kesempatan buat foto sama beberapa talent nya di lantai bawah
Day 3:
Selepas lelah efek dari crazy
vibes semalamnya, hari ketiga nih jalan jalannya rada santai sekalian
jalan pulang juga. Museum Ulen Sentalun jadi destinasi wisata
terakhir. Museum ini milik pribadi Bapak Haryono yang di dalamnya berisikan
koleksi foto, lukisan, arca, dan peninggalan serta sejarah kesenian Yogyakarta
dan Solo. Tapi sayangnya, karena kebanyakn barang yang dipajang disini
merupakan titipan dari para kolektor dan koleksi pribadi, jado gak boleh sembarangan berfoto di area inti museum. Dengan tiket 40.000 sebenarnya
sepadan dengan yang didapatkan, ditambah lagi kita juga bakal didampingi sama tour guide selama berkeliling museum. Cuma sayangnya, waktu
yang diberikan terbatas, lumayan sebentar untuk per ruangan yang didatangi. Sekitar 10
menit per ruangannya. Alhasil, cerita yang disampaikan dan apa yang kita liat
juga belum sepenuhnya puas. Tapi dari segi arsitektur dan suasana bangunannya
enak banget, adem. Di tengah tengah tour kita bakal dikasih semacam complimentary, wedang yang katanya bisa bikin awet muda 10 tahun. Lumayan kan hemat ongkos botox :P
Nah itu tadi
beberapa tempat di Jogja yang sudah kita datengin kemarin, siapa tau bisa jadi
referensi buat temen-temen yang berencana ke Jogja tapi gak pengen dateng ke
tempat yang itu lagi itu lagi. Kalau ada yang penasaran "terus kulinernya
yang wajib apa aja?" tunggu di part 2 ya...